Connect with us

SPORT

Cedera Paksa Adhi Pratama Pamit dari Dunia Basket

Jakarta – Adhi Pratama Prasetyo Putra, center andalan Pelita Jaya, menyatakan pensiun dari dunia basket Indonesia. Keputusan ia ambil karena cedera yang tak kunjung sembuh.
“Terima kasih kepada insan basket Indonesia sudah banyak mendukung saya, untuk Pelita Jaya, untuk Timnas. Keputusan ini berat, saya berpikir berbulan-berbulan, tapi ini sudah keputusan yang terbaik,” kata Adhi kepada pewarta terkait pengunduran dirinya.

Adhi memulai kariernya sebagai pebasket profesional sejak berusia 16 tahun. Saat itu, ia bergabung dengan Muba Hangtuah pada 2009.

Menimba ilmu di Hangtuah, Adhi kemudian melebarkan sayap dengan berpindah ke Pelita Jaya pada musim 2014. Perlahan tapi pasti, keahlian Adhi sebagai pemain center mulai diperhitungkan. Dari mulai langganan dipanggil Timnas hingga mendapatkan penghargaan sebagau Most Valuable Player dan membawa Pelita Jaya juara liga pada 2017.

Baca juga: Ramadhan Pebasket Adhi Pratama: Dulu Berburu Kolak, Kini di Rumah Saja
Selama itu pula, jatuh bangun dirasakan Adhi Pratama. Termasuk cedera yang hilang timbul selama perjalanan kariernya. Akan tetapi, cedera tulang rawan itu pula yang memaksa dia untuk pensiun lebih awal.

“Saya pernah cedera, kasus saya ini jarang. Sebetulnya masih bisa untuk main basket, tetapi jika intensitasnya tinggi akan susah. Kalau operasi juga, akan butuh waktu sampai tahunan,” ucap Adhi Pratama menjelaskan.

Pebasket yang identik dengan nomor punggung 14 itu saat ini tengah mencari opsi bekerja di luar olahraga basket. Ia ingin mengaplikasikan ilmu perkuliahan di STIE Bhakti Pembangunan dengan membangun usaha.

“Mungkin nanti akan ada kesempatan. Jika ada kesempatan berkarier di luar basket. Mungkin akan fokus usaha, sebelumnya pikirannya bercabang,” ujarnya.
Pebasket 27 tahun ini lantas mengenang momen-momen selama berkarier dan penyesalannya selama menjadi atlet basket profesional.

“Sebenarnya momen terbaik itu banyak, masuk Timnas di usia 20 tahun. Saya pernah jadi MVP. Namun, yang paling berkesan itu juara (Pelita Jaya). Penantiannya butuh tiga tahun, itu yang paling pecah. Penyesalannya ya tidak bisa bermain untuk terakhir kali, tetapi sudah jalannya Tuhan mesti bagaimana lagi,” sebutnya.

Pelita Jaya urung bermain Basketball League (IBL) setelah operator liga dan PP Perbasi memutuskan membatalkan lanjutan kompetisi musim 2020. IBL tersandung izin keramaian. Dia juga berharap, Timnas yang akan bertanding di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2020 bisa tampil gemilang dan mencapai target tampil di Piala Dunia 2023.

“Mudah-mudahan Timnas bisa dapat target tampil pada 2023, untuk pemain muda harus lebih matang lagi. Soalnya basket berkembangnya pesat, pemain besar sekarang sudah harus bisa nembak, dribel. Zamannya sudah berubah, latihannya harus lebih lagi. Jangan cepat puas jika ingin menjadi yang terbaik,” Adhi Pratama berpesan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in SPORT