Connect with us

NEWS

Viral Hujan Aneh Seluas 5 Meter di Binjai, Ini Penjelasan BMKG

viral-hujan-aneh-seluas-5-meter-di-binjai-ini-penjelasan-bmkg

Detik Akurat – Hujan merupakan hal biasa yang terjadi di Indonesia. Seperti yang telah diketahui, Indonesia memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan hujan. Namun fenomena yang terjadi di Binjai, Sumatera Utara ini dianggap aneh oleh sebagian masyarakat sekitar.

Fenomena ini menjadi heboh melalui viralnya video yang beredar di media sosial. Dalam video yang tersebar, terlihat curah hujan yang cukup deras pada sebuah jalan. Namun anehnya, hujan tersebut hanya seluas sekitar 1 meter saja dan tidak lebih dari lebar jalan tersebut atau kurang lebih 5 meter. Tentunya fenomena ini membuat heboh warga yang melintas di jalan tersebut.

Beberapa pengendara akhirnya berhenti untuk melihat sekaligus merekam fenomena yang jarang mereka saksikan. Video ini kemudian diunggah oleh salah satu akun Instagram @ceritamebidang. Dalam video viral itu, disebutkan lokasi hujan berada di Jalan Ahmad Yani, Binjai atau di Pasar Kaget.


Lalu apa penjelasan BMKG mengenai hal ini? Apakah hal tersebut merupakan fenomena alam yang langka?

Begini penjelasannya :

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Syahnan memberikan pernyataan bahwa hujan tersebut merupakan hal yang biasa terjadi.

“Ini fenomena hujan lokal yang biasa,” ujar Syahnan seperti dikutip DetikAkurat.com pada hari Selasa, (19/02/19).

Selain hujan lokal biasa, Syahnan menyebut bahwa hujan tersebut menjadi heboh karena terjadi di tengah jalan sehingga menarik perhatian publik.

“Ini hal yang biasa terjadi, kebetulan saja terjadi di tengah jalan sehingga menjadi perhatian,” ucap Syahnan.

Hujan lokal biasanya terjadi secara tidak merata dan jatuh pada daerah tertentu. Faktor pembentukan hujan lokal ini dipengaruhi keadaan dan kondisi lokasi setempat. Di antaranya adalah karena adanya paksaan udara lembab yang mengalir naik menuju ke dataran tinggi pegunungan.

Selain itu, faktor yang kedua adalah karena pemanasan lokal yang dianggap tidak seimbang. Syahnan menjelaskan bahwa pola hujan lokal memiliki ciri yang berkebalikan dengan jenis pola hujan monsunal.

“Pola curah hujan lokal memiliki ciri yang berkebalikan dengan pola hujan monsunal, yaitu ketika wilayah pola hujan monsunal mengalami musim hujan, maka wilayah dengan pola hujan lokal akan mengalami musim kemarau,” jelasnya.

Detik Akurat

 

Baca Juga :

Hasil Debat Capres, Jokowi Unggul 60 Persen

Sadis, Purwanto Habisi Nyawa Istri Pakai Martil dan Mesin Pemotong Kayu

Super Snow Moon Akan Muncul di Bulan Februari, Supermoon Terbesar 2019

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in NEWS