Connect with us

TRAVEL

Kisah Nama Bukit Tiga Rasa di Gelangsar Lombok

Detik Akurat – Tempat wisata Bukit Tiga Rasa di Lombok dipadati pengunjung. Namun, tidak banyak yang tahu tentang asal usul nama itu.

Bukit Tiga Rasa sedang naik daun di antara para pelancong muda di Lombok. Objek wisata baru ini digunakan sebagai tempat yang cukup menarik untuk digunakan sebagai latar belakang fotografi.

Bukit Tiga Rasa berada di Desa Gelangsar, Kabupaten Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Ketinggian bukit ini diperkirakan mencapai lebih dari 550 MDPL.

Kordiv Pokdarwis Gelangsar Village, Suhad, Suhad mengatakan mitos asal usul nama Bukit Tiga Rasa.

Berdasarkan kisah Suhad dari para penatua di Desa Gelangsar, dikatakan sekitar 1800an ketika Raja Karangasem Bali, Anak Agung masih berkuasa di beberapa bagian Lombok Barat.

Sekitar 7 orang mubalig dari Timur Tengah secara sengaja datang ke Mambalan Sektor Karang. Lama-lama pengaruh mubalig agak membimbangkan.

Anak Agung yang pada masa itu masih memegang kuasa kerajaan Karangasem di Lombok terancam. Dia menetapkan jalan untuk mengusir mubalig.

Mengetahui keselamatan mereka terancam, 7 orang mubalig melarikan diri ke utara hutan Slope. Mereka berlari dan berpecah. Tentera kerajaan Karangasem terus menerus dari belakang.

Satu orang mubalig bernama Syeikh Zaid Ahmad dikepung puluhan tentara. Satu tembakan peluru mengenai lengan kanannya. Ia masih bertahan dan terus berlari ke arah utara.

Tembakan kedua kembali dilancarkan ke arah bahu Syeikh Zaid Ahmad. Dia masih mencoba bertahan dan terus berlari. Pada tembakan yang ketiga kalinya mengenai punggung hingga peluru menembus tepat di bagian ulu hatinya.

“Tiga kali rasa tembakan peluru atau yang dalam bahasa daerah Lombok disebut ‘telu kali merase’ itulah muasal penamaan Bukit Tiga Rasa,” tutur Suhad.

Keberadaan sebuah makam yang lokasinya kini tak jauh dari Kantor Desa Gelangsar diyakini sebagai kuburan Syeikh Zaid Ahmad. Di hari tertentu, kata Suhad, makam itu juga sering dikunjungi oleh para peziarah.

Bagi traveler yang masih penasaran, cobalah datang. Spot ini terbuka selama 24 jam. Ada warung kopi di sana. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Gelangsar juga sedang meyiapkan pembangunan taman baca di atas sebuah pohon.

Bisa dibayangkan nikmatnya sambil baca buku ditemani segelas kopi kampung. Traveler juga akan dapat menikmati lanskap Kota Mataram dari kejauhan.

Baca Juga:

Taman Bunga Cantik & Instagramable di Magelang
Gapura Pecinan di Yogyakarta yang Dikira di Shanghai

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in TRAVEL