Connect with us

NEWS

Kisah Pilu TKI Asal Indramayu Tewas Di Singapura Karena Menolak Jadi Simpanan

kisah-pilu-tki-asal-indramayu-tewas-di-singapura-karena-menolak-jadi-simpanan

Detik Akurat – Keluarga harus merelakan kepergian Nurhidayati Wartonon Surata, TKI asal Kabupaten Indramayu yang tewas karena di duga di bunuh kekasihnya. Nurhidayati merupakan TKI asal Blok Gandok Desa Kenanga,Kecamatan Sindang,Kabupaten Indramayu,Jawa Barat. Nurhidayati di kuat di bunuh oleh kekasihnya di Hotel Golden Dragon kawasan Geylang Singapura, Minggu(30/12/2018) sore. Dari informasi yang di peroleh terdapat bekas cekikan di leher korban.

“Saya sempat teleponan dengan anak saya hari minggu pagi, kemudian malam hari pukul 19.00 wib saya teleponan lagi tapi tidak di angkat,”kata ibunda korban,Warsem,saat di hubungi,Kamis (5/1/2019). Warsem pun mengaku sempat khawatir saat menelepon ke sekian kalinya, tetapi tidak juga di respons. Keesokan harinya,Senin(31/12/2018) pukul 15.00 wib, ayah tiri korban Muradi(57) di hubungi KBRI Singapura. Pihak KBRI mengabarkan bahwa putrinya meninggal karena di duga di bunuh.

“Jenazahnya sudah di bawa ke rumah sakit dan di tangani KBRI,” Kata dia.

Mendengar kabar tersebut, Warsem memiliki dugaan kuat bahwa Nurhidayati di bunuh kekasihnya, Ahmad Salim.Di duga kuat, Nurhidayati di bunuh karena menolak di jadikan perempuan simpanan. “Salim sudah di jodohkan orangtuanya dan akan menikah dengan perempuan Bangladesh,tapi Salim tak mau melepas anak saya sebagai pacarnya,” tutur Warsem.

Ajakan Salim agar Nurhidayati menjadi perempuan simpanan selalu di tolak. Bahkan, Nurhidayati berulang kali memutuskan asmara dengan Salim,tetapi Salim selalu menolak. Warsem menagku pernah meminta Nurhidayati melapor ke Polisi, tetapi sang anak menolak. Bahkan,Nurhidayati menolak saran ibunda untuk pindah bekerja di Hongkong .

“Anak saya ridak mau berurusan dengan polisi karena takut di pecat majikan. Dia sayang sama majikannya, gajinya juga bagus,” Jelas Warsem. Warsem mengatakan, di hotel,Nurhidayati bertemu Salim untuk membayar utang. Hal itu di sampaikan sang anak kepada Warsem lewat telepon pada minggu pagi.

“Anak saya utang Rp.10 juta sam salim dan sudah di bayar Rp.5 juta. Waktu ke hotel itu,anak saya janjian ketemuan di sana untuk melunasi sisa utangnya yang masih Rp 5 juta lagi,” papar Warsem . Setelah melunasi hutangnya, Nurhidayati menegaskan ingin mengakhiri hubungan mereka. Sang anak juga berencana pulang kampung halaman pada 15 Januari 2019.

Kontrak kerjanya selesai, anak saya minta Salim tak lagi menemuinya. Ternyata anak saya di bunuh,” ujar Warsem.

Dari informasi yang di dapat, Nurhidayati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura sejak 2012. Korban sudah tiga kali ganti majikan. Nurhidayati adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Menurut Warsem, Nurhidayati merupakan anak periang,centil,cerewet dan menyenangkan.

“Cuma sama saya temen curhatnya, apalagi setelah bercerai. Dia sempat bilang enggak mau buru-buru nikah lagi. Mau membesarkan anak dulu sampai lulus kuliah,” kata Warsem. Ayah tiri korban Muradi mengatakan, Nurhidayati menjadi tulang punggung keluarga. Nurhidayati mengatur sebagian besar keluarga Muradi dan Warsem dari Nurhidayati.

Nurhidayati sempat menikah dengan seorang pria selama tujuh tahun, kemudian bercerai . Dari pernikahan sebelumnya di karunia seorang anak yang bernama Wisnu Prayogi(11), kelas lima SD. “Anak saya sampai mampu membeli rumah dan tanah dan baru selesai di renovasi bulan Desember lalu, kebetulan saya yang di serahi tanggung jawab merenovasi rumah sebelum anak saya yang datang.” katanya.

Menurut Muradi, sang anak masih ingin punya keinginan membangun lagi rumah kecil untuk dirinya. Rumah tersebut akan di jadikan tempat menghabiskan masa tua Nurhidayati.

Detik Akurat

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in NEWS