Connect with us

NASIONAL

Aksi Demo 35 Orang Eks Pekerja PT Freeport

35 Eks Pekerja Freeport 'Diangkut' ke Polda

Detik Akurat – Sedikitnya 35 orang eks pekerja PT Freeport Indonesia diangkut ke Polda Metro Jaya dengan dua mobil tahanan. Mereka sebelumnya menginap di depan Istana Merdeka selama seminggu.

Upaya pembubaran itu dimulai sejak pukul 20.00 WIB, usai aparat keamanan menangani aksi demo anggota Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina. Salah satu pekerja, Echi Rumabur menuturkan aparat meminta pekerja itu membubarkan diri dan meninggalkan kawasan Monas.

Dia menuturkan aparat kembali datang pada pukul 21.30 WIB meminta eks karyawan perusahaan tambang emas itu untuk meninggalkan tempat.

“Pada pukul 22:00 aparat membubarkan paksa dengan membawa ke mobil tahanan polisi,” kata Echi ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (13/2).

Dia menuturkan 35 orang itu dibawa dengan dua mobil sedangkan alat-alat milik karyawan diangkut dengan bis. Saat berita ini diturunkan, puluhan orang itu masih berada di Polda Metro Jaya.

Echi menuturkan pihaknya masih berkoordinasi dengan eks pekerja lainnya yang berada di dalam markas kepolisian tersebut.

Bertemu Jokowi

Perwakilan Freeport Indonesia Jerry Yerangga sebelumnya bertemu dengan Presiden Jokowi hari ini. Dia mengaku pihaknya meminta Presiden menindaktegas pelanggaran norma yang dilakukan Freeport Indonesia.

“Pelanggaran yang dilakukan Freeport itu ada kebijakan dari negara asing yang digunakan, padahal tak ada dalam undang-undang ketenagakerjaan maupun kesepakatan bersama,” ungkap dia, Rabu.

Pelanggaran yang menurut dia dilakukan Freeport Indonesia adalah furlough atau merumahkan pegawai tanpa batas waktu. Ia menyebut total pegawai yang dirumahkan saat ini mencapai 800 orang sejak 2017.

PT Freeport Indonesia angkat suara soal mantan pekerja perusahaan itu yang menginap di depan Istana Merdeka selama seminggu lebih.

Juru Bicara PT Freeport Riza Pratama mengatakan eks pekerja itu merupakan bagian dari 3.500 pekerja yang telah berakhir hubungan kerjanya. Diketahui, aksi menginap tersebut itu dilakukan untuk memprotes masalah yang terjadi antara perusahaan dengan karyawan.

Perselisihan itu bermula saat perusahaan tak bisa memasarkan konsentrat produksi tambang akibat larangan ekspor dan smelter yang belum beroperasi pada 2017.

Sehingga, kata Riza, perusahaan mengambil langkah-langkah efisiensi untuk mengurangi belanja modal dan biaya operasi perusahaan. Dampaknya, perusahaan pun mengakhiri penggunaan tenaga asing, kontraktor dan pekerja.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in NASIONAL