Connect with us

MOVIE

‘Once Upon a Time in Hollywood’ Dobrak Formula Quentin Tarantino

Detik Akurat – Dalam angsuran terbarunya ‘Once Upon a Time in Hollywood’, Quentin Tarantino mendobrak keluar dari formula dan tradisi dengan fokus pada cerita yang kohesif. Dia mendekati setiap alur seperti memperoduksi film pendek hingga setiap alur tampil maksimal dan berhasil menarik perhatian penonton sampai akhir film.

Dalam ‘Once Upon A Time In Hollywood’, Tarantino mengangkat salah satu sejarah kejahatan paling mengerikan di Hollywood. Sharon Tate dan teman-temannya dibunuh oleh Keluarga Mason.

Tinta hitam dunia Hollywood tersebut ia gabungkan dengan aktor fiktif Rick Dalton dan peran penggantinya, Cliff Booth.

Tarantino juga menampilkan serankaian peristiwa alternatif, budaya selebriti, dan mitos industri Hollywood. Nah, berikut adalah formula-formula Quentin Tarantino yang tidak muncul dalam ‘Once Upon A Time In Hollywood’.

Selama berkarier hampir 30 tahun, film-film Tarantino penuh dengan kekerasan yang penuh gaya, dialog cerdas dan referensi budaya pop. Pada tahun 1992, ia menyutradarai ‘Reservoirs Dogs’, sebuah film pencurian di LA dengan struktur naratif yang tidak lazim. Film tersebut menjadi salah satu film paling berpengaruh pada tahun 90-an, diikuti ‘Pulp Fiction’.

Seperti, ‘Reservoir Dogs’, ‘Pulp Fiction menampilkan kekerasan ekstrem, karakter yang stylish, dialog apik dan selamanya mengubah budaya pop. FIlm tersebut memperkuat kredibelitas Tarantino sebagai pembuat film.

Setelah itu, meninggalkan formula-formula di film sebelumnya, Tarantino memproduksi ‘Jackie Brown’. Sayangnya film tersebut tak berhasil menarik perhatian penonton. Tarantino pun kembali menggunakan formula yang sama dalam film ‘Kill Bill’.

Selain ‘Inglourious Basyerds’, film-film Tarantino dari tahun 2007 hingga 2015 tidak lagi dianggap klasik. Kritikus menganggap Tarantino berusaha terlalu keras.

Namun, dalam ‘Once Upon A Time In Hollywood’, Tarantino muncul sebagai pembuat film yang lebih dewasa dan nyaman dengan visi kreatifnya. Ia sepenuhnya menguasai apa yang ia mau untuk memproduksi film tersebut.

Sama seperti ‘Jackie Brown’, ‘Once Upon A Time In Hollywood’ memiliki alur cerita yang halus dan linier. Tarantino tidak tertarik untuk mengambil banyak waktu dan segera menghadirkan Rick Dalton sebagai sosok yang langsung menarik simpatik penonton.

Beberapa penonton mungkin mengharapkan kisah yang lebih spesifik tentang pembunuhan Manson, namun ‘Once Upon A Time In Hollywood’ menyoroti era Golden Age Hollywood dengan lebih luas. Namun, secara bersamaan tetap fokus pada perjuangan emosional Rick yang memiliki hubungan dengan banyak penonton. Hal tersebut menjadikan karakter Rick relateable.

Alih-alih membanjiri layar dengan darah, Tarantino membungkus ‘Once Upon A Time In Hollywood’ dengan banyak pelajaran yang bisa diambil dalam setiap urutan. Tarantino secara efesien mengembangkan karakter-karakter dalam film tersebut dan memberi banyak momen refleksi bagi penonton.

Bagi mereka yang akrab dengan peristiwa pembunuhan Manson, ‘Once Upon A Time In Hollywood’ merupakan pelarian singkat dari kenyataan. Dimana Tarantino memasukkan formula kekerasasnnya di akhir film, namun menyuguhkan banyak pendekatan empatik. Dalam kisah Tarantino, Tate dan teman-temannya hidup dan anggota Manson dihukum atas tindakan mereka.

Secara keseluruhan, Tarantino menyusun cerita yang bisa dipercaya berdasarkan fakta dan detail yang diaplikasikan Tarantino dengan teliti. ‘Once Upon A Time In Hollywood’ menantang penonton untuk mempertimbangkan berbagai perspektif.

Film tersebut menyiratkan informasi tertentu tanpa menyatakan bahwa hal tersebut fakta. ‘Once Upon A Time In Hollywood’ sendiri adalah sebagian fakta, sebagian fiksi; kontradiksi sinematik yang gila, tapi berhasil menarik perhatian penonton.

Baca Juga:

Disney Umumkan ‘Avengers: Endgame’ Tayang Lagi di Disney+
Divergent, Film yang Diangkat dari Novel Laris

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in MOVIE