Connect with us

TRAVEL

Legenda Mistis Gunung Lawu

Detik Akurat – Gunung Lawu memang erat dengan legenda juga cerita mistis. Awal Muharam atau Suro, gunung ini jadi pilihan para peziarah. Kenapa demikian?

Nama Gunung Lawu sangat tidak asing bagi wisatawan yang hobi naik gunung. Alasannya karena Gunung Lawu memiliki legende dengan unsur magis yang kuat dipercaya sejak zaman Kerajaan Majapahit.

“Dulu puncak Lawu itu memang legendanya ditempati oleh Raja Majapahit Brawijaya yang bertapa dan hingga saat ini dipercaya masih berada di Gunung Lawu jasad dan rohnya. Sehingga pendaki percaya ada kekuatan mistik yang kuat di Gunung Lawu,” jelas Kepala Resort Pemangku Hutan (RPH) Sarangan, Kholil di Cemoro Sewu.

Legenda mengenai keberadaan Raja Brawijaya tertulis dalam ketikan komputer yang di print pada selembar kertas. Tulisan berisi legenda Puncak Lawu tersebut lanjut kholil dimasukan dalam pigura kaca dan dipasang pada batu besar yang berada di sisi kanan pintu masuk pendakian Cemoro Sewu.

“Cerita legendanya ini ada dipasang di batu besar. Isinya bahwa pada akhir Kerajaan Majapahit tahun 1400 M, saat masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Brawijaya Ingkang Jumeneng Kaping 5 Pamungkas. Raja Brawijaya punya dua istri yang terkenal ialah Dara Petak, putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari istri Dara Petak lahir seorang putra bernama Raden Patah dan dari Dara Jingga lahir Pangeran Katong,” katanya.

Raden Patah setelah dewasa beragama Islam berbeda dengan ayahnya yang beragama Buddha. Bersamaan dengan pudarnya Kerajaan Majapahit, Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak yang pusatnya berada di Glagahwangi, Kabupaten Jepara.

Melihat kondisi yang demikian berdasarkan legenda yang tertulis disebutkan Raden Wijaya bermeditasi dan memohon petunjuk kepada Sang Maha Kuasa. Akhirnya dalam meditasi tersebut Prabu Brawijaya mendapat wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan Wahyu Kedaton akan berpindah ke Kerajaan Demak.

Pada malam itu pulalah sang prabu dengan hanya ditemani pembantunya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja alias berkelana. Pada akhirnya Brawijaya naik ke puncak Gunung Lawu, dan sebelum sampai di puncak dirinya bertemu dengan dua kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala.

Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan rajanya begitu saja. Mereka pun pergi bersama ke Puncak Hargo Dalem. Saat itu Prabu Brawijaya bertitah.

“Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur. Aku harus moksa dan meninggalkan dunia ramai. Dipa Menggala karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa Gunung Lawu membawahi semua makhluk gaib. Dengan wilayah Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Merbabu ke timur hingga Gunung Wilis. Ke selatan hingga pantai selatan. Dan ke utara hingga sampai pantai utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Dan Kepala Wangsa Menggala kau kuangkat sebagai patihnya dengan gelar Kyai Jalak,” titah sang prabu.

Sabdopalon pun pamit berpisah untuk naik ke Hargo Dumilah dan meninggalkan Prabu Brawijaya. Sang prabu moksa di Hargo Dalem dan Sabdopalon moksa di Hargo Dumilah.

Tinggalah Prabu Brawijaya atau disebut Sunan Lawu sang penguasa gunung dan Kyai Jalak di puncak Gunung Lawu. Karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi makhluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Prabu Brawijaya.

Gunung Lawu berada di tiga kabupaten yakni Magetan dan Ngawi Jawa Timur serta Karanganyar Jawa Tengah. Gunung Lawu dengan ketinggian 2365 mdpl memiliki tiga jalur pendakian yakni dua di Karanganyar Jawa Tengah yakni Cemoro Kandang dan Candi Cetho. Sedangkan satu pintu masuk pendakian berada di Magetan yakni Cemoro Sewu.

Baca Juga:

5 Fakta Tentang Gunung Merbabu
Seputar Gunung Slamet yang Jalur Pendakiannya Tanpa Sumber Air

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in TRAVEL